Rabu, 27 November 2013

Batutumonga Tana Toraja

Yeah, setelah berulang kali mengunjungi Tana Toraja baru pada kesempatan ini berhasil menginjakan kaki di Batutumonga, kawasan ini merupakan kawasan tinggi yang ada di Tana Toraja.
Weekend kemarin saya mengunjungi Tana Toraja (untuk part kesekian kalinya), Sabtu pagi tiba di Kota Rantepao setelah menempuh perjalanan +/- 8jam dengan bus. Sekarang sudah banyak bus yang berangkat dari Makassar menuju Toraja terserah mau pilih yang jam 10 pagi atau jam 10 malam, harga standar Rp. 125rb per seat-nya.

Sabtu pagi, saya tiba di Kota Rantepao yang merupakan kawasan wisata Tana Toraja. Untuk sampe ke Rantepao saya terlebih dahulu melalui Kota Makale, kota ini cukup ramai dengan aktivitias pemerintahan. Saya disambut dengan patung selamat datang yaitu Patung Lakipadada yang merupakan bangsawan di Tana Toraja.


Setelah sampai di rantepao, saya mencari penginapan dan beristirahat sejenak. Siang hari mencari makan siang dan menyewa motor milik salah satu pegawai penginapan yang saya tempati. Setelah makan siang, saya langsung capcuss menuju Batutumonga dengan berbekal jalur yang diketahui lewat informasi pegawai hotel. 

Jalan yang dilewati merupakan pendakian (yaiyalaah, kan menuju puncak), masih banyak terdapat penduduk dengan rumah-rumah model khas Tana Toraja. Jalan yang saya lewati tidak begitu mulus, sebagian jalan sudah rusak tetapi pemandangan yang nampak seperti penampakan (hahahaha) berhasil mengalihkan pandangan saya dari jalan yang rusak tersebut.

Dan terenteng teng teng, inilah beberapa gambar yang berhasil saya ambil selama perjalanan sampai ke puncak Batutumonga. Selain pemandangan alam, terlihat beberapa rumah adat dan pekuburan batu dimana adat di Tana Toraja masih menguburkan jenasah dalam batu yang sudah dilubangi.


Di puncak Batutumonga ini banyak terdapat penginapan yang disediakan bagi para pengunjung yang mau menikmati pemandangan alam dari ketinggian. Tetapi saya memilih kembali ke Rantepao, jalur yang saya pilih untuk kembali bukan jalur yang saya lalui sebelumnya. Mengikuti beberapa kendaraan yang lewat dan bertanya kepada penduduk menunutun saya bisa kembali ke Rantepao. Tetapi ternyata jalur ini lebih parah kerusakan daripada jalur naik yang saya lewati, hampir semua jalanan rusak tak beraspal.

Sejenak saya berhenti beristirahat, duduk diatas sebuah batu sambil menikmati keindahan alam yang begitu memukau mata....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar